
(Sebuah 'Catatan' mengenang setahun penyerangan, penganiyaan dan pengusiran paksa Civitas Akademika SETIA dari Asrama & Kampus di Kampong Pulo-Jaktim, dalam perspektif seorang Johan Balukh).
Malam itu, Jumat (25/07/08) adalah malam yang 'spesial' buat saya. Pasalnya, malam itu saya mendapat kesempatan menyampaikan khotbah pada Ibadah gabungan mahasiswa (ada juga beberapa staf/dosen yang hadir) di Aula SETIA.. Itu berarti, saya menjadi 'orang terakhir' yang berkhotbah di mimbar SETIA di kampung Pulo- dalam jajaran civitas akademika SETIA (memang, hari minggunya masih ada Ibadah, tapi itu sudah 'mimbar' GKSI Imanuel Kp. Pulo)...Tentunya, sebagai alumni, ada 'kesan' tersendiri, ketika saya bercerita tentang almamater.....apalagi mengenang 'kampus putih' yang 'terpaksa' kita tinggalkan di kp. Pulo....Selain alasan itu, memang ada 'dorongan' yang kuat dalam hati saya, untuk menuliskannya. Paling tidak, cerita ini, menjadi berkat. Itu Doa saya.
Mungkin, anda percaya yang namanya kebetulan. Tetapi, bagi saya, bukan suatu kebetulan, kalau hari itu (jumat,25/7/2008) seorang Pendeta (senior saya) harus berangkat ke Bandung, dan saya diminta menggantikan dia berkhotbah. Bukan juga kebetulan, kalau malam itu saya berkhotbah tentang suasana mencekam, menakutkan yang di alami bangsa Israel, dan kepahlawanan Gideon dalam kitab Hakim-Hakim 6:1-40.
Menarik, mungkin kata itulah yang tepat, ketika kita mengomentari kisah yang terdapat dalam teks hakim-Hakim 6:1-40. Pasalnya, pada waktu itu orang-orang Israel sedang dalam suasana yang mencekam, penuh ketidakpastian, dan penuh ketakutan, karena mereka sementara dijajah oleh orang-orang Midian. Memang, TUHAN mengijinkan mereka mengalami hal tersebut, karena mereka telah berbuat jahat dimata TUHAN (ay.1)....mereka sangat menderita, bahkan melarat (ay.2-6) setiap orang takut keluar. Begitu pun Gideon, ia sangat ketakutan. Dalam bekerja pun, ia tidak bebas, ia harus bersembunyi, supaya tidak kelihatan oleh tentara-tentara Midian (ay.11). Dan justru dan kondisi seperti inilah, malaikat TUHAN datang menemui Gideon, dan menyapanya, "...TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani..."(ay.12).
Sesuatu yang bertolak belakang bukan? Saya kadang berpikir, apakah malaikat TUHAN tidak tahu, bahwa Gideon adalah seorang penakut? yang jelas-jelas sedang bersembunyi. Kok, bisa-bisanya Gideon dipanggil, "Pahlawan yang gagah berani?". Harusnya, dia sudah pergi melawan orang Midian, atau paling tidak, tidak usalah bersembunyi ketika bekerja, kalau memang dia seorang pahlawan yang gagah berani. iya kan?
Yang benar sajalah. Gideon pun, sepertinya tidak percaya, 'mungkin' dia menganggap itu sekadar lelucuon. Buktinya, dia mempertanyakan kembali penyertaan TUHAN. Dia berkata, "...ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? dimana segala perbuatan-perbuatanya yang ajaib?...(malah) sekarang TUHAN membuang kami dalam cengkraman orang Midian.." (ay.13). Sesuatu yang wajar!
Akhirnya, TUHAN pun mempertegas janji-Nya, dan mengutus Gideon untuk membebaskan bangsa Israel (ay.14). Tetapi apa yang terjadi, Gideon 'terlanjur' meragukannya. Dia lalu, melihat masa lalunya, latar belakang keluarganya,dlsbnya. Dengan kata lain, Gideon tidak percaya, bahwa dia memang seorang pahlawan. Singkat cerita, terjadilah dialog (baca: tawar-menawar) hingga pada akhirnya, Gideon menguji janji TUHAN sebanyak dua kali. Ketika dia tahu, bahwa TUHAN menyertainya, dia pun bangkit dan menjadi pahlawan yang gagah berani dan luar biasa, dia berhasil membebaskan umat Israel dari cengkraman penjajahan orang Midian (lih. ayat-ayat selanjutnya).
Menarik bukan? Setelah membaca dan merenungkan kisah Gideon, saya pun menyimpulkan. Terkadang, cara pandang kita (baca: manusia) berbeda dengan cara pandang TUHAN terhadap diri kita. Bukan tanpa alasan, TUHAN memanggil Gideon "pahlawan yang gagah berani" mengapa? karena TUHAN melihat hari esok dari Gideon, sementara Gideon 'berkutat' dengan masa lalunya. Gideon mungkin tidak tahu atau lupa, bahwa DIA adalah TUHAN. DIA sanggup merubah seseorang, pecundang sekalipun menjadi pahlawan (from Zero to Hero), kalau memang DIA menghendakinya. Yakin itu!
Itulah ringkasan khotbah saya malam itu. Seteleh selesai Ibadah, saya kembali ke asrama untuk beristirahat. Sayangnya, saya tidak bisa menikmati istirahat malam saya, karena tak lama kemudian, terjadilah penyerangan ke asrama-asrama, bahkan kampus pun diserang. Keesokan harinya (sabtu) saya dan sekitar lima puluh-an teman yang ada di asrama RT 05, benar-benar mengalami penyertaan TUHAN yang luar biasa, DIA memberikan keberanian yang biasa kepada beberapa orang, yang sebelumnya, saya tidak pikirkan (saya tidak akan menceritakan secara detail kronologis kejadiannya). Yang jelas, selama beberapa jam kami diserbu, tak ada seorang pun yang mengalami luka-luka. Nanti setelah ada 'persetujuan' akan dievakuasi ke Polda Metro Jaya, dan dalam perjalanan itulah, korban mulai berjatuhan, ada yang ditikam, ditombak, disirami air raksa, dsbnya...hingga akhirnya kami tiba di Polda Metro Jaya, disana, saya benar-benar membuktikan penyertaan TUHAN (karena hanya saya yang dibawah ke ruangan tsb, ditanya, dan membuat pernyataan)...hingga akhirnya kami diijinkan pulang.
Beberapa waktu kemudian setelah Mahasiswa berada di tempat-tempat pengungsian, saya sempat bercerita dengan seorang Dosen. Dia berkata, "....luar bisa, mereka yang membantu. mahasiswa di tempat-tempat pengungsian, ternyata adalah orang-orang yang kita tidak pernah pikirkan sebelumnya)... Saya pun tersenyum, TUHAN memang dapat memakai saja yang IA kehendaki.
Memang, situasi dan kondisi yang dialami oleh bangsa Israel berbeda dengan situasi dan kondisi yang di alami SETIA. Tetapi bukan tidak mungkin, cara TUHAN menolong dan memulihkan Bangsa Israel akan sama dengan Cara TUHAN memulihkan SETIA. TUHAN punya alasan, mengapa DIA membiarkan bangsa Israel hidup dalam ketidakpastian, begitu pun SETIA.
Bisa saja, ada 'Gideon-Gideon' yang sementara TUHAN siapkan di SETIA. Makanya, DIA mengijinkan SETIA mengalami 'lembah kekelaman' supaya dari proses seperti itulah lahir 'Gideon-Gideon' masa kini yang tidak mengandalkan diri sendiri, tetapi mengandalkan TUHAN. Semoga kita skeptis, tetapi percaya, bahwa DIA sedang 'merenda' masa depan yang indah bagi SETIA. Mungkin saat ini, SETIA dipandang sebela mata (paling tidak oleh segelintir orang yang pernah saya dengar) tetapi nanti, dari SETIA akan lahir pemimpin-pemimpin yang mempengaruhi kekristenan di Indonesia. Tidak mustahil, DIA sanggup merubah Gideon, maka DIA juga bisa, merubah 'pecundang-pecundang' di SETIA menjadi Pahlawan-Pahlawan Iman yang luar bisa. FROM ZERO TO HERO WITH JESUS!.
:)JB fro people.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar